Sebab, jangan lupa: Revolusi kita masih terus berjalan, dan bukan saja berjalan, tetapi harus bertumbuh, dalam arti pengluasan, bertumbuh dalam arti pemekaran konsepsi-konsepsi, sesuai dengan tuntutan zaman, sesuai dengan tuntutan Amanat Penderitaan Rakyat, sesuai dengan tuntutan The Universal Revolution of Man.
Full movie aku bukan 17
Revolusi kita bukan sekadar mengusir Pemerintahan Belanda dari Indonesia. Revolusi kita menuju lebih jauh lagi daripada itu. Revolusi Indonesia menuju tiga kerangka yang sudah terkenal. Revolusi Indonesia menuju kepada Sosialisme! Revolusi Indonesia menuju kepada Dunia Baru tanpa exploitation de l'homme par l'homme dan exploitation de nation par nation! Bagaimana Revolusi yang demikian ini mau dimandekkan dengan kata bahwa "revolusi sudah selesai"? Bagaimana Revolusi demikian ini dapat dijalankan-terus tanpa romantik, tanpa dinamik, tanpa dialektik?
Kedua, Revolusi yang benar-benar Revolusi bukanlah "revolusi istana" atau "revolusi pemimpin", melainkan Revolusi Rakyat; oleh sebab itu, maka Revolusi tidak boleh "main atas" saja, tetapi harus dijalankan dari atas dan dari bawah;
Kelima, Pembangunan Angkatan Bersenjata yang bukan main hebatnya. Angkatan Darat kita "nggegirisi" kaum imperialis. Angkatan Laut kita megah dan kuat. Angkatan Udara kita tak ada tandingannya di seluruh Asia Tenggara. Angkatan Kepolisian kita up-to-date. Kita ber-missiles dan ber-rocket. Malahan kita sekarang sudah bisa bikin kita-punya jet sendiri!
Apalagi sekarang, kita sudah menegakkan azas berdiri di atas kaki sendiri di bidang pangan, malahan saya ingin yang kita ini secepat-cepatnya tidak lagi mengimport beras. lni bukannya tak ada konsekwensinya. Konsekwensinya ialah peningkatan produksi pangan, dan pemimpin-pemimpin organisasi-organisasi tani sudah mengatakan kepada saya, bahwa kalau UUPA dan UUPBH dilaksanakan maka terciptalah syarat-syarat yang diperlukan untuk peningkatan produksi pangan itu.
Di depan pengadilan kolonial di Bandung 34 tahun yang lalu saya katakan: "Perebutan kekuasaan di Tiongkok inilah kini menjadi nyawa persaingan antara belorong-belorong imperialisme itu, perebutan kekuasaan di Tiongkok kini menjadi pokok politik luar negeri Jepang, Amerika dan Inggeris". Tidak sampai 20 tahun sejak pidato saya itu, Tiongkok menjadi bebas, mencampakkan kekuasaan imperialis dari negerinya, dan Rakyat Tiongkok menjadilah tuan atas rumah dan nasibnya sendiri. Sekarang bukan saja Tiongkok Rakyat sudah membangun Sosialisme di Asia, tetapi juga Korea Rakyat dan juga Vietnam Rakyat, yang Ketua "DPR"nya, Truong Chinh, wakilnya "Paman Ho", juga hadir dalam perayaan hari ini. Hari ini saja nyatakan kepada seluruh dunia, bahwa tidak ada syaitan, tidak ada jin, tidak ada demit yang bisa menghalangi Korea, Vietnam, Kamboja dan Indonesia bersahabat dan bersatu dalam perjalanannya menuju Dunia Baru tanpa exploitation de l'homme par l'homme!
Di Vietnam Selatan, nasib yang tempohari dialami oleh jenderal Lattre de Tassigny kini rupanya sedang menimpa jenderal-jenderal lain, jenderal-jenderal dari negara yang lain, tetapi yang nasibnya kiranja setali-tiga-uang. Menurut koresponden perang berbangsa Australia yang terkenal, Wilfred Burchett, yang bukunya baru-baru ini saya baca, berjudul "The Furtive War" atau "De Heimelijke Oorlog", maka gerilyawan-gerilyawan tani di Vietnam Selatan itu, terutama di Delta Mekong, yang "mempersenjatai dengan senjata-senjata AS yang paling modern dan dilatih, setidak-tidaknya secara tak langsung, oleh instruktor-instruktor AS, tergolonglah pejuang-pejuang gerilya yang paling berpengalaman di dunia". Barangkali kaum imperialis boleh menghibur dirinya sendiri dengan kenyataan bahwa setidak-tidaknya mereka dikalahkan oleh bukan sembarang gerilya, tetapi oleh gerilyawan-gerilyawan yang benar-benar jempolannya gerilyawan!
Perlawanan di Malaya-Singapura hari ini belum hebat, bukan karena Rakyat tak mau melawan, tetapi karena mereka habis ditindas secara bengis, kejam, biadab oleh kaum kolonialis Inggeris dengan abdidalem-abdidalemnya seperti Tengku, seperti Razak, seperti Kai Boh, seperti Gazali, dan lain-lain sebagainya. Laginya, kalau hari ini perlawanan itu belum hebat, siapa berani bilang bahwa besok dia tidak akan hebat? Lihatlah pejuang-pejuang Kalimantan Utara, yang sejak Proklamasi 8 Desembernya tahun 1962 melakukan perjuangan bersenjata yang bekerjasama dengan sukarelawan-sukarelawan Indonesia, dan yang benar-benar mengkalang-kabutkan strategi dan taktik-taktik militer Inggeris dan antek-anteknya.
Lihat! Kami sekarang memperbaharui hubungan-hubungan kami dengan Belanda. Dari fihak kami, kami menunjukkan cukup kesediaan dan kemauan baik, selama hubungan baik itu diletakkan di atas dasar persamaan derajat. Kami bukan bangsa pendendam, kami bukan bangsa yang berhati batu, tetapi janganlah sekali-kali melukai hati kami lagi. Saya kira tak bisa dibayangkan sikap yang lebih masuk-akal daripada sikap kami ini!
Bukan saja solidaritas Asia-Afrika kian kokoh, tetapi juga solidaritas Nefo, solidaritas New Emerging Forces, yang melingkupi tritunggal negara-negara sosialis, negara-negara yang baru merdeka, dan kekuatan progresif di negara-negara kapitalis, solidaritas Nefo inipun makin menjelma, makin tumbuh, makin kokoh. Ketika saya mengkoreksi teori "tiga kekuatan dan kekuatan ketiga", dan melantunkan teori Nefo kontra Oldefo, ada orang-orang, malahan ada sebagian di antara kawan-kawan kita sendiri, yang tidak segera mengertinya, dan mengira bahwa teori Nefo itu "tidak ada isinya". Dasar mereka orang-orang yang tak mempunyai penglihatan sejarah! Orang-orang yang tak mempunyai Historis Inzicht! Sekarang bukan saja Ganefo I sukses besar, tetapi ofensif Nefo di bidang politik, ekonomi, kultur dan militer mencapai kemenangan-kemenangan dari hari-kehari pada skala internasional. Angan-angan Indonesia untuk mengadakan Konferensi New Emerging Forces, yaitu Conefo, dengan demikian meningkat akan menjadi realitas, meski bagaimanapun fihak imperialis akan menghalang-halanginya! Arus Sejarah tak dapat dibendung oleh siapapun juga, tidak oleh dewa-dewa di kayangan sekalipun!
Kepada seluruh Rakyat, kepada Angkatan Bersenjata, kepada semua alat negara, kepada semua alat Revolusi, kuserukan untuk merapatkan barisan, senantiasa siap-siaga dan bersatu di bawah Bendera Revolusi. Ya! Di bawah Bendera Revolusi, bukan di bawah bendera kompromi atau bendera liberal, di bawah Bendera Revolusi Indonesia, Revolusi kita, Revolusi demokrasi-sosialis, Revolusi yang harus kita gelorakan terus, Revolusi yang harus makin maju dan makin memuncak!
Karena itu kita harus menjaga jangan Revolusi kita itu mati. Karena itu semboyan kita ialah RESOPIM. Ya!, Revolusi, sekali lagi Revolusi! Tadi telah kukatakan: Beri ia romantik. Beri ia dinamik. Beri ia dialektik. Jangan ia mandek. Teruslah ia maju! Teruslah ia Revolusi! Teruslah ia progresif. Keprogresifan adalah syarat-mutlak bagi sesuatu Revolusi Modern di abad ke XX. Ingat! Revolusi kita adalah Revolusi di abad XX, bukan revolusi di abad XVII!
Revolusi bertugaskan dan memang berada untuk memecahkan kesulitan-kesulitan. Revolusi bukanlah nyanyian keroncong Moritsko angler-angleran, Revolusi adalah perjuangan, perjuangan, sekali lagi perjuangan, perjuangan yang bersayap razende inspiratie, perjuangan yang berkendaraan gegap-gempitanya aksi Rakyat untuk memecahkan kesulitan-kesulitan yang merintang di tengah jalan, perjuangan yang akhirnya mencapai kemenangan-akhir yang gilang-gemilang, yaitu terlaksananya Amanat Penderitaan Rakyat.
The name Sharifah Nor Azean Syed Mahadzir Al-Yahya or, as she is known among her fans, Scha Al-Yahya, is synonymous with the wilful yet crude, movie roles. The sweetheart to the famous emcee and actor, Awal Ashaari, is always playing the role of the crude girl or the strong-willed tomboy, yet in reality, she is as far from her roles as she could be. Not only is she beautiful, Scha Al-Yahya is also a true lady at heart.Her latest film, "Aku Bukan Tomboy" has shown a side of Scha that is different, although that strong-will is something that she shares with her character. Nevertheless, despite the crudity of her character, she is still endearing, and Scha shares with us about her multi-layered character in this film by "KL Gangster's" Syamsul Yusof.
Why would search engines give your search history to law enforcement? Simply because law enforcement asked for it, usually as part of a legal investigation. If you read privacy policies and terms of service carefully you will notice that they say they can give your information on court order.
Hal yang paling utama adalah ingat akan kekuasaan Tuhan dan selalu kembalilah pada-Nya ketika memiliki kesulitana tau tantangan hidup yang berat. Bersimpuhlah dan memohon bantuannya dan hasil akhir yang baik, bukan hanya mengeluhkan betapa beratnya hidup yang harus dijalani. Memohonlah untuk diberikan mental yang kuat, jalan keluar yang efektif, dan selesainya permasalahan dengan cepat. Mengembalikan semuanya pada Tuhan dan berserah diri juga membantu diri Anda untuk tetap berfikir positif dan percaya semuanya pasti berakhir dengan indah.
Rasa percaya diri merupakan modal utama untuk memiliki mental yang kuat dan berani. Dengan rasa percaya diri, segala kondisi mampu dihadapi dan difiikirkan lebih matang lagi dan bukannya malah lari dari masalah. Rasa percaya diri juga mendukung pelaksanaan dan tekad yang kuat. 2ff7e9595c
Kommentare